animasi

Toad Jumping Up and Down

Minggu, 23 Oktober 2016

Sahabat


sang waktu telah  memainkan perannya

perlahan tapi pasti, kau dan aku kian dekat

tapi entah sebagai apa

kini segala hal tentang keseharianmu tak ada sedikitpun yang ku alphakan

kamu pun tak canggung lagi untuk berbagi cerita hingga akunyaris hafal

banyak yang mengira kamu dan aku telah menjadi kita

namun kamu selalu berlindung dibalik kedok sahabat,

jika ada yang bertanya mengenai rasa.

kita sudah terlalu dekat untuk dikatakan sahabat

disebut kekasihpun kurasa belum pantas

kamu membuatku bertanya-tanya,

seperti inikah sesungguhnya persahabatan?

Mengapa aku merasa semua ini berlebihan

Bisakah kau jelaskan apakah semua sahabatmu kau perlakukan demikian

Semua hal yang kita lakukan bersama membuat rasa itu tumbuh liar

Dan aku takut tak mampu mengendalikan

Entah apa yang membuatmu tega membiarkanku menerka sendirian tanpa ikut turun tangan untuk menjabarkan

Ketahuilah aku tak ingin salah dalam penafsiran

maaf jika aku harus berkata seperti ini 

kamu jangan terlalu baik padaku
karna jika suatu saat berhenti
itu akan membuat segalanya sulit bagiku
karna itu berbuat sewajarnyalah untuk saat ini


Sabtu, 22 Oktober 2016

Kali ini tentang membaca

Kali ini tentang membaca

Mengapa harus mebaca ? karena tanpa membaca kita tidak akan mengetahui banyak informasi, dan kebanyakan Negara maju adalah mereka yang memiliki kebiasaan membaca. Seperti di Jepang hampir setiap orang membaca 40 buku pertahun, di Eropa 10 buku pertahun, sedangkan di Arab hanya 1/10 buku pertahun, jika di asumsikan satu buku ada 200 lembar maka hanya 20 lembar pertahun. Mirisnya lagi Arab dikatakan sebagai negara islam dan islam adalah Arab. Lalu berapa buku pertahun yang dihabiskan oleh masyarakat indonesia, kiranya cukup dijawab sendiri.

Awalnya saya berpikir membaca adalah hal yang membosankan, betapa tidak setiap kali membaca rasa kantuk kerap kali menghampiri. Padahal jelas sekali membaca adalah perintah langsung dari Allah swt. sama halnya seperti seorang muslimah yang diwajibkan menutup aurat. Hal baik memang sering kali terabaikan, dan berat sekali jika takk ada kesungguhan untuk membiasakannya. Pernah saya mencoba untuk membiasakan membaca namun rasa malas agaknya enggan angkat kaki. Sampai pada akhirnya  saya menonton Film yang bernuansa Religi karya Beda Sinema sebut saja “Tausiyah Cinta” dari film tersebut banyak sekali pesan moral yang mulai mengetuk hati saya, dan ada salah satu aktor  yang begitu saya kagumi dia adalah Zaky Ahmad Rivai seorang aktor sekaligus penulis. Dari situlah saya mulai membeli bukunya dan ternyata gaya bahasa yang dituangkan membuat saya ketagihan membaca, meskipun banyak pula kosakata yang menurut saya masih awam. lagi dan lagi saya pun harus mengartikan kosakata yang mungkin terdengar awam ditelinga saya.

Sempat terbesit dikepala bahwa saya ingin menjadi seorang penulis, tapi setiap kali hendak menulis lagi-lagi saya tidak memiliki bahan untuk ditulis, bahkan sama sekali tidak muncul ide di otak saya. Saat ini saya paham mengapa saya tidak punya ide untuk menulis jawabnya karena saya tidak pernah membaca. Seperti yang dikatakan Zaky A.R. didalam artikelnya bahwa “membaca adalah menulis dan menulis adalah membaca” jika kita sedang membaca maka kita sedang menulis di otak kita, jika kita sedang menulis maka kita sedang membaca apa yang terdata di otak kita. Jika asumsikan bahwa membaca adalah memakan dan menulis adalah BAB (ini hanya perumpamaan), maka kita tidak akan bisa BAB tanpa ada makanan yang masuk ke saluran pencernaan kita. Begitu juga jika makanan yang kita konsumsi tidak bernutrisi maka apa yang akan terjadi, BAB pun susah. Karena apa yang kita hasilkan akan mencerminkan apa yang kita lakukan. Jika kita membaca komik, atau novel ringan (tidak semua) maka apa yang kita tulis pun tidak akan jauh seperti komik  pula.

Dengan membaca kita mampu menggenggam dunia, dengan membaca kita akan tau segala sesuatu yang ada di belahan bumi manapun tanpa harus mengelilingi dunia.

Yuk budayakan membaca